Kapan kita siap dicintai

pasangan3Kapankah kita siap? Siap mendapatkan hak kita untuk mencintai dan dicintai? Saya tidak percaya pada takhayul apapun. Semuanya diprediksi, cobalah periksa diri Anda sendiri.

* Kesiapan bukan diukur ketika Kita merasa kesepian karena Kita akan selalu merasa kesepian. Kalau Kita berpikir dengan memiliki pacar maka hidup Kita tidak bakalan terasa sepi lagi, Kita salah! Karena kesepian adalah kondisi pikiran. Tidak ada seorangpun kecuali diri Kita sendiri yang dapat mengubahnya.

 

* Kesiapan bukanlah ketika Kita ingin melupakan seseorang. Ini menjadi tidak adil bagi pasangan Kita yang baru nantinya, karena Kita terus bepikir tentang seseorang di masa lalu. Kita belum membebaskan pikiran Kita dari masa lalu. Kita tetap memikirkan dirinya sementara Kita telah memiliki komitmen dengan pasangan yang baru. Pelarian bukan jawaban, Kita hanya akan menjadi penghancur hati dan perasaan orang lain. Puas?

* Kesiapan bukanlah ketika Kita melarikan diri dari kebenaran. Beberapa orang berpikir lari dari kenyataan akan mempermudah semuanya, nyatanya tidak. Masalah justru semakin rumit saat Kita lari.

* Kesiapan bukanlah ketika Kita kuatir akan masa depan. Beberapa orang ‘ngebet’ gara-gara masuk UP alias usia panik. Mereka pun melakukan segala cara untuk memiliki pasangan, untuk dicintai. Kesiapan bukanlah soal usia, tapi tentang kedewasaan karakter!

* Kesiapan bukanlah ketika Kita ditaklukkan oleh nafsu. Tidak sedikit orang yang mati-matian mengejar cinta atas dasar nafsu. Namun, mereka menutupi motivasi itu dan membenarkan diri mereka sendiri dengan berkata, “Ini adalah cinta!” Di mata saya, mereka hanyalah orang-orang menyedihkan yang diperintah oleh nafsu. Lebih jauh lagi, saya benci dengan apa yang mereka lakukan ketika mereka membenarkan diri dengan memakai ayat suci.

* Kesiapan bukanlah ketika Kita perlu untuk dicintai. Untuk dicintai orang lain, maka Kita harus terlebih dahulu mencintai.

* Kesiapan bukanlah ketika Kita sedang terluka. Hanya Tuhan yang bisa menyembuhkan luka Kita sejalan dengan waktu. Bukan orang baru yang Kita perlakukan dengan tidak adil. Kita pikir Kita tidak mengambil apa-apa darinya. Tapi waktu begitu berharga. Bayangkan bagaimana ia selalu mendengar keluhan Kita untuk kemudian Kita abaikan ketika Kita menemukan orang yang baru. Ini tidaklah adil.

Tapi kesiapan adalah ini:

* Ketika Kita siap dan memiliki persiapan yang baik untuk menghadapi konsekuensi dalam situasi yang rentan. Selama Kita tidak siap menerima konsekuensi, jangan pernah bermimpi untuk sampai di sana. Terus-menerus sekedar berpikir tentang konsekuensi justru menjadi penyebab mengapa banyak orang tidak beranjak dari tempat mereka berdiri.

* Ketika Kita tidak lagi dihantui oleh masa lalu atau mengkuatirkan masa depan. Ketika Kita bebas, Kita akan menemukan cinta.

* Ketika Kita sepenuhnya bertanggungjawab dalam kehidupan Kita saat ini. Selama Kita tidak bisa bertanggungjawab dengan hidup Kita, jangan harap Kita bisa dicintai.

* Ketika Kita tidak lagi peduli dengan hasilnya dan berjuang dengan segenap kekuatan Kita dalam ketulusan.

* Ketika Kita tidak lagi berlari dan bersembunyi dari diri Kita. Selama Kita tidak bisa menerima diri sendiri, orang lain TIDAK AKAN PERNAH bisa menerima Kita.

* Ketika Kita dapat mulai menerima kelemahan orang lain. Tanpa toleransi, Kita tidak akan mendapatkan apa-apa!

* Ketika Kita melakukan apa yang Kita katakan, dan Kita bersungguh-sungguh untuk hal itu. Tidak seperti sekumpulan orang munafik. Integritas adalah sebuah keharusan.

* Ketika Kita berhenti membuat stkitar yang omong kosong. Stkitar yang tidak masuk akal tanpa ‘berkaca’ hanya akan menjadi bahan tertawaan.

* Ketika Kita berhenti bersikap seperti anak kecil dan mengambil langkah berani untuk menjadi dewasa.

* Ketika Kita menjalani hidup Kita sepenuhnya tanpa ada penyesalan. Sampai Kita berhenti menyalahkan orang lain dan mengambil tanggungjawab 100% dalam hidup Kita, Kita TIDAK akan pernah dipulihkan.

Saya hanyalah seorang manusia dan saya bisa berbuat salah.

Leave a Reply