Hari ini Bu Anna berencana untuk menjajakan kuenya di pintu gerbang sekolah SD di depan komplek rumahnya. Meski panas kian menyengat, Bu Anna tetap berharap bahwa kuenya hari ini bakal habis terjual.
Bu Anna duduk di bawah pepohonan rindang sambil menunggu anak2 sekolah keluar.
Sekilas Bu Anna mengalihkan pandangannya pada seorang penjual susu kedelai yang menurutnya mempunyai tujuan yang sama yaitu menjual habis seluruh dagangannya hari ini.
Sejenak Bu Anna tersenyum dan teringat kejadian kecil saat dia masih SD. Ibunya selalu membawakan susu kedelai setiap sekolah dalam sebuah gelas plastik yang kecil dan diatasnya ditutup dengan plastik dan diikat dengan karet. Ibunya menuliskan nama Anna di gelas itu, agar tidak tertukar dengan temannya yang lain.
Hari itu Bu Anna kecil lupa untuk meminum susu kedelainya. Saat pulang sekolah dia melihat seorang anak sebayanya sedang berdiri menunggu angkutan umum. Anak laki-laki memandangi susu kedelai yang dibawa oleh Bu Anna kecil. Sejenak anak laki-laki itu memegang tenggorokkannya. Kelihatannya dia begitu haus.
Bu Anna kecil melirik susu kedelainya yang ternyata lupa dia minum itu dan menyodorkannya pada anak laki-laki itu.
Secepat kilat anak laki-laki itu mengambilnya dan segera meminumnya. Angkutan yang ditunggu anak laki-laki itu pun ternyata segera datang. Dengan secepat kilat anak laki-laki itu memberikan gelasnya pada Anna dan segera naik angkutan.
Yahh….anak laki-laki itu mungkin tak bermaksud untuk pergi begitu saja tanpa mengucapkan terima kasih.
Bu Anna tersenyum lagi. Kejadian itu sudah 45 tahun yang lalu, tapi dia masih mengingatnya.
Akhirnya waktu yang ditunggu tiba. Anak2 itu langsung menyerbu kue yang dibawa oleh Bu Anna.
Dan, hari ini kue Bu Anna terjual habis.
Bu Anna menghampiri penjual susu kedelai itu dan memesan 1 bungkus karna haus.
Setelah itu Bu Anna pun segera menyeberang jalan dan tanpa sadar sebuah kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi. Seketika Bu Anna sudah tergeletak tak sadarkan diri. Orang-orang yang ada disitu segera membawanya ke rumah sakit terdekat. Sementara mobil yang menabraknnya melarikan diri.
Bu Anna langsung dibawa ke UGD. Dr. Purnomo yang menangani operasi segera melakukan perawatan.
“Dok, pasien ini tidak mempunyai saudara yang bertanggungjawab atas biaya administrasinya.”
“Kita selamatkan nyawa ibu ini dulu Suster, baru setelah itu diurus administrasinya”
Bu Anna mendapatkan perawatan yang baik. Kondisinya sudah mulai membaik meski masih harus menjalani rawat inap di rumah sakit.
Saat Suster akan memberikan rincian Administrasinya. Dr. Purnomo memeriksa rincian itu dan menuliskan sesuatu di atas rincian biaya itu. Setelah itu Suster menyerahkan rincian itu pada Bu Anna.
Bu Anna tahu bahwa biaya yang akan ditanggungkan sangat besar dan mungkin seumur hidupnya tak kan mampu melunasinya.
Dia begitu takut untuk membuka amplop itu.
Tapi kemudian dia mulai mengumpulkan keberaniannya untuk membuka amplop itu.
Dia bertekad berapa pun dia akan berusaha membayarnya karna rumah sakit itu telah menyelamatkannya.
Dia pun membuka amplopnya. Dia melihat rincian yang begitu panjang. Namun dia tertegun pada sebuah tulisan tangan di atas rincian itu.
“TELAH TERBAYAR LUNAS DENGAN SEGELAS SUSU”
“Dr. Purnomo”
Ibu Anna terhenyak dan terharu. Dia tak kuasa menahan airmatanya. Hari ini menjadi hari yang benar2 tak kan bisa dilupakan untuknya. Tuhan memberikan banyak kebaikan yang tak pernah bisa ditebak kapan datangnya.
Sahabat ranahdamai yang baik, kita tahu betapa baiknya Tuhan kepada kita umatnnya. Sengguhnya kebaikkan yang kita lakukan semata kita lakukan demi Tuhan. Dan Tuhan akan selalu menambahkan kebaikan-kebaikan kepada kita setiap waktu.