Ada sebuah kisah yang cukup menarik perhatian saya. Seorang wanita yang curhat kepada seorang ustadz tentang kegalauannya karena orang tuanya menjodohkan dia dengan laki-laki yang tidak sesuai dengan keinginannya. Dia memandang lelaki ini bukan pria sholih seperti yang dia harapkan. Namun orang tuanya tetap berkehendak terhadap lelaki tersebut. Apa jawaban sang ustadz “Mengadulah kepada Allah, serahkan semuanya kepada Allah. kalau mau curhat, curhatlah kepada Allah, minta yang terbaik dari-Nya. Semua takdir manusia termasuk jodoh Allah yang mengatur. Jika Allah berkehendak tidak ada seorangpun yang dapat menghalangi, namun jika Allah tidak berkehendak, maka meskipun orang tua kita keukeuh menjodohkan kita dengan orang itu, gak akan bisa. Karena urusan jodoh adalah urusan Allah, bukan urusan orang tua kita atau kakak kita.”
Lalu bagaimana jika orang yang tidak kita harapkan itu menjadi jodoh kita? Ah itu tandanya Allah sayang kita dan ingin menguji kesabaran dan kelapangan jiwa kita atau doanya yang kurang mantab coba pakai doa ini .
Ada sebuah kisah menarik lagi, meskipun ini hanya sebuah cerita fiksi -Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El Shiraji-, namun saya kira kita pantas mengambil hikmah dari cerita ini.
Ada seorang pemuda sholih dijodohkan dengan seorang perempuan sholihah. Tidak ada cacat pada perempuan ini, dia seorang yang berbakti, tutur katanya lembut, penurut, taat, cantik, dan penghafal Al-Qur’an. Namun apa daya cinta tidak hadir pada hati pemuda itu, meskipun dia sholih dan dia tahu istrinya sholihah. Diam-diam sejak kuliah di Mesir dia memipikan gadis lain menjadi istrinya. Dia menerima perjodohan itu semata-mata baktinya untuk ibunya. Selama berumah tangga dia memperlakukan istrinya cukup buruk, sampai akhirnya istrinya pindah ke rumah orang tuanya saat hamil 4 bulan. Singkat cerita dia mendapat beberapa pelajaran berharga dari beberapa orang temannya yang rumah tangganya berantakan karena istrinya tidak taat kepada suami, bahkan sampai berimbas pada perceraian dan tentu saja berefek buruk pada anak-anak.
Pemuda ini mulai sadar siapa sebenarnya istrinya dan betapa beruntungnya dia memiliki istri seperti istrinya. Tiba-tiba ia merasakan cinta dalam keharuannya. Dengan segenap hati, iapun berencana mengajak istrinya pulang. Sampai di rumah mertuanya dia disambut isak tangis mertuanya. Apa yang terjadi? Istrinya telah meninggal sepekan lalu karena kecelakaan terpeleset di kamar mandi. Karena waktu itu dia sedang ada pelatihan di luar kota maka keluarga istrinya tidak mau mengganggu. Itupun atas permohonan istrinya sebelum meninggal agar tidak ada yang mengganggu kesibukan dia. Penyesalan selalu datang terlambat.
Itulah skenario Allah. Maka tidaklah perlu galau dalam menghadapi permasalahan seperti ini. Yakinlah bahwa Allah telah mengatur semuanya. Allah lebih mengetahui siapa yang terbaik untuk kita. Ikhtiar pasti harus kita lakukan. Namun satu hal yang saya yakini dan membuat saya lebih tenang bahwa Allah yang akan menentukan semuanya. Kuncinya adalah lebih dekat kepada Allah dan tidak putus berdo’a. Bila Allah cepat mengabulkan do’a kita, berarti Allah menyayangi kita. Bila Allah lambat mengabulkan do’a kita, maka Dia hendak menguji kita. Bila Allah belum mengabulkan do’a kita, maka Allah merencanakan sesuatu yang lebih indah untuk kita. Maka seharusnya kita selalu berprasangka baik kepada Allah dalam keadaan apapun. Insya Allah, Allah tahu yang terbaik untuk kita.
“Allah lebih mengetahui siapa yang terbaik untuk kita.” Yupp! I trust that… :’)
Terima kasih Kak Lutfi sudah share artikelnya…. 🙂