Saat Khalifah Umar Turun Langsung Menolong Persalinan Wanita Miskin

Dalam sebuah riwayat, Aslam pernah menceritakan pengalamannya bersama Umar bin Khattab. Suatu malam, Aslam pernah menemani Umar pergi ke luar kota. Dari kejauhan, keduanya melihat kilauan cahaya yang terpancar dari sebuah tenda. Keduanya lalu menghampiri tenda itu.

Saat sudah mendekat, keduanya terkejut. Ternyata ada seorang wanita yang sedang menangis di dalam tenda. Umar bertanya tentang keadaan sang wanita. Wanita itu menjawab, “Aku adalah seorang wanita Arab yang akan bersalin (melahirkan) sedangkan aku tidak memiliki apapun”.

Mendengar jawaban itu Umar menangis terseduh. Ia lalu keluar tenda dan berlari kencang menuju rumahnya. Umar menemui istrinya, Ummu Kaltsum binti Ali bin Abi Thalib dan berkata kepadanya, “Apakah engkau mau mendapatkan pahala yang akan Allah karuniakan kepadamu?”

Umar lalu menceritakan kejadian yang baru saja ditemuinya kepada sang istri.

“Ya, aku akan membantunya,” jawab istri Umar.

Setelah itu, tanpa berpikir panjang, Umar segera mengambil satu karung gandum beserta daging dan memanggulnya. Sementara Ummu Kaltsum membawa peralatan yang dibutuhkan untuk persalinan. Keduanya berjalan mendatangi wanita tersebut. Sesampainya di tenda, Ummu Kaltsum segera masuk ke tempat wanita itu, sementara Umar duduk bersama suami sang wanita yang tidak mengenal wajah Umar. Keduanya berbincang-bincang. Umar mencoba menenangkan hati lelaki itu.

Setelah beberapa saat, tangisan bayi terdengar dari dalam tenda. Ummu Kaltsum berhasil membantu persalinan wanita papa tersebut. Ummu Kaltsum lalu berkata kepada suaminya, “Wahai Amirul Mukminin, sampaikan berita gembira kepada suaminya bahwa anaknya yang baru lahir adalah lelaki.”

Lelaki itu terkejut mendengar kata ‘Amirul Mukminin’ keluar dari mulut Ummu Kaltsum. Dia tak menyadari jika telah berbincang-bincang dengan seorang khalifah, dan yang membantu persalinan istrinya adalah seorang Ummul Mukminin. Lelaki itu lalu meminta maaf kepada Umar. Namun Umar membalas dengan amat rendah hati,”Tidak mengapa”.

Setelah itu, Umar memberikan kepada mereka nafkah dan segala kebutuhan pokok yang diperlukannya sebelum pagi menjelang. Umar dan istrinya lalu kembali ke rumah.

Leave a Reply